SULTRAWINN.COM, KENDARI – Menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Tenggara (Sultra) 2024, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei terbaru yang menunjukkan dinamika kuat di antara empat pasangan calon (paslon).
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan antara 8 hingga 17 Oktober 2024, pasangan Andi Sumangerukka (ASR) dan Hugua memimpin dengan elektabilitas sebesar 35,2 persen, meninggalkan pesaing terdekat mereka, pasangan Tina Nur Alam dan LM Ihsan Taufik Ridwan, yang mencatat elektabilitas 29,5 persen.
Di peringkat ketiga, pasangan Lukman Abunawas dan La Ode Ida (LA-IDA) memperoleh elektabilitas 20 persen. Sementara pasangan terakhir, Ruksamin dan LM Sjafei Kahar, berada di posisi keempat dengan 10,7 persen. Sebanyak 4,6 persen responden masih belum menentukan pilihan, menyisakan ruang bagi pergerakan dukungan pada waktu yang tersisa menjelang pemilihan.
“Dari hasil survei yang kita lakukan melihat hari ini posisi elektabilitas empat paslon tersebut, untuk potensi menang lebih terbuka di Pilgub Sultra 2024 ini untuk paslon ASR Hugua,” kata Direktur Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfarabi dalam konferensi pers di salah satu hotel di Kota Kendari, Rabu (23/10/2024).
Survei ini dilakukan sebelum debat pertama Pilgub Sultra yakni, mulai tanggal 8-17 Oktober 2024, menggunakan metode standar multistage random sampling, melalui wawancara tatap muka langsung kepada 800 responden terpilih dengan menggunakan kuesioner dan dengan margin of error 3,5 persen.
Adjie mengatakan, tingginya elektabilitas paslon nomor urut 2 ini, karena pesona kuat ASR sebagai calon gubernur. Meski popularitas belum mencapai puncak, namun ASR paling disukai.
Selain itu, faktor tingginya elektabilitas ASR-Hugua karena publik yakin pasangan ini paling mampu menyelesaikan masalah ekonomi. Kemudian ASR-Hugua juga dinilai paling bersih dari korupsi.
“Mayoritas pemilih di Sultra yaitu sebesar 94, 2 persen ingin pemimpin yang bersih dari korupsi. Publik ingin pemimpin yang bersih karena ekonomi yang tidak membaik, korupsi dinilai sebagai penyebab, dan trauma atas kasus korupsi mantan gubernur sebelumnya.
Adjie mengungkapkan, paslon ASR-Hugua unggul dihampir semua segmen pemilih. Di kantong pemilih agama, ASR-Hugua unggul baik di pemilih muslim maupun pemilih agama lain.
Kemudian di kantong pemilih milenial dan gen Z, ASR Hugua juga unggul. Begitu pun di pemilih gen baby boomers (pemilih di atas 60 tahun ke atas). Sementara Tina-Ihsan unggul di pemilih gen X.
“ASR-Hugua juga unggul di pemilih wong cilik, kelas menengah, dan ekonomi mapan. Lalu ASR-Hugua juga unggul di pemilih emak-emak, petani/peternak, wiraswasta, buruh, dan pekerja lainnya. Sementara Tina-Ihsan unggul di pemilih ASN dan tidak bekerja,” ungkap Adjie.
Namun begitu, Adjie mengungkapkan, dinamika suara di sisa waktu satu bulan sangat tergantung pada kemampuan masing-masing kandidat menjangkau pemilih, menaikan impresi personal, dan menjaga tak ada blunder yang merugikan.