SULTRAWINN.COM, KENDARI – Wacana pelaksanaan Musyawarah Olahraga Provinsi Luar Biasa (Musprovlub) KONI Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali menjadi sorotan tajam. Kali ini, kritik keras datang dari Kepala Pelatih Tinju Sultra, Dedi, yang menilai desakan sejumlah pihak untuk menggelar Musprovlub di tengah masa jabatan Ketua KONI Sultra, Alvian Putra Ali Mazi, tidak mencerminkan semangat sportivitas dalam dunia olahraga.
Dalam keterangannya, Dedi menegaskan bahwa dunia olahraga seharusnya dijalankan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, etika, dan sportivitas. Ia menyayangkan munculnya upaya untuk mengganti kepemimpinan KONI sebelum masa jabatan resmi berakhir.
“Kita ini pelaku olahraga yang sangat menjunjung tinggi sportivitas. Sebagai pembina olahraga, harusnya menunjukkan sikap yang sama. Jangan main ambil di tengah jalan,” tegasnya saat ditemui pada Rabu (28/5/2025).
Dedi menilai, upaya “memotong jalan” dalam proses pergantian pimpinan KONI justru dapat menjadi contoh buruk bagi pembinaan dan mentalitas cabang olahraga (cabor) di daerah.
“Ketua KONI sekarang, Pak Alvian, sedang bertarung. Biarkan beliau menyelesaikan pertarungannya. Mau di ujung nanti beliau kalah atau menang, baru dievaluasi. Jangan sekarang langsung main potong. Itu justru mengajarkan kepada cabor-cabor lain tentang sikap yang tidak sportif,” ujarnya.
Ia pun mempertanyakan motif sejumlah cabor yang turut serta mendorong Musprovlub.
“Kepada cabor yang mendukung gerakan ini, patut dipertanyakan. Selesaikan dulu masa jabatannya, toh tinggal beberapa bulan saja. Tidak sampai bertahun-tahun menunggu,” tambah Dedi.
Sebagai pelatih yang juga mantan atlet, Dedi mengungkapkan bahwa ia telah lama berjuang mengharumkan nama Sultra melalui cabang olahraga tinju, bahkan dalam kondisi keterbatasan.
“Saya sendiri pernah bertanding di PON Kaltim tahun 2008 dan membawa pulang medali. Sejak dulu boxing tidak sepenuhnya mendapat bantuan namun terus berjuang dan sampai sekarang tetap bisa berjalan hingga saya jadi pelatih dan mencetak atlet peraih medali PON Aceh – Sumut 2024 lalu,” jelasnya.
Meski begitu, ia menegaskan bahwa dirinya tetap mendukung siapapun yang menjadi Ketua KONI, selama arah kepemimpinan sejalan dengan nilai-nilai sportivitas dan pengembangan olahraga di daerah.
“Kami tetap mendukung siapa saja Ketua KONI-nya, selama arahnya sesuai dengan nilai-nilai sportivitas,” tambahnya.
Dedi pun berharap polemik ini bisa disikapi dengan kepala dingin dan kedewasaan agar dunia olahraga Sultra tetap kondusif.
“Harapan saya, semuanya berjalan baik tanpa saling menyakiti. Kita ikuti arahan Ketua KONI sampai masa jabatannya selesai. Mari junjung sportivitas dalam setiap langkah,” tutup Dedi.