SULTRAWINN.COM, KENDARI – Seratus hari sudah duet kepemimpinan Mayjen TNI (Purn) Andi Sumanggerukka (ASR) dan Ir. Hugua menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara. Dalam periode yang tergolong singkat ini, pasangan ASR-Hugua dinilai berhasil menghadirkan semangat baru dalam pembangunan daerah.
Konsorsium Pemuda Juang Nusantara (KPJN) Sulawesi Tenggara menyebut keduanya sebagai simbol kebangkitan menuju Sultra Emas. Melalui visi yang tegas dan langkah-langkah progresif, ASR-Hugua telah menunjukkan bahwa pemerintahan yang kuat dan berpihak pada rakyat bukan sekadar janji kampanye.
Sejumlah program prioritas telah dijalankan, mulai dari perbaikan pelayanan publik, pembangunan infrastruktur dasar, hingga pemberdayaan sektor pertanian, perikanan, dan reformasi birokrasi berbasis integritas serta transparansi.
Gubernur ASR, yang dikenal sebagai mantan jenderal TNI dengan latar belakang patriotik, dinilai berani keluar dari zona nyaman kekuasaan yang selama ini menghambat kemajuan Sultra. Ia bahkan secara terbuka menghadapi para pelaku usaha dan pihak-pihak berkepentingan yang dinilai tidak membawa manfaat bagi masyarakat.
“Keberanian ASR dalam menyuarakan kepentingan masyarakat Sultra di hadapan Komisi II DPR RI membuktikan sikap kepemimpinan yang kuat, independen, dan bebas dari cengkeraman oligarki,” kata Dimas, Ketua KPJN-Sultra, ujarnya, Senin (10/6/2025).
Salah satu langkah tegas yang mendapat apresiasi publik adalah penutupan jalur hauling tambang milik PT. MCM dan PT. Ifesdecho. Aktivitas dua perusahaan ini dinilai banyak menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat dan merusak infrastruktur umum.
“Ini bentuk nyata keberpihakan pemimpin terhadap rakyat. ASR bukan hanya ingin membangun, tetapi juga mengubah pola pikir lama yang membuat Sultra tertinggal. Kepemimpinan seperti ini yang kami butuhkan,” ujar Dimas, yang juga merupakan alumni Magister Universitas Nasional dan mantan Ketua BEM FISIP UHO.
Dalam waktu 100 hari, sejumlah program unggulan telah berjalan secara efektif. Berikut beberapa di antaranya:
1. Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik
Digitalisasi layanan publik di tingkat provinsi telah dilakukan untuk mempercepat proses perizinan, bantuan sosial, dan layanan administrasi lainnya.
2. Program Sultra Mandiri Pangan
Pemerintah Provinsi mendorong kemandirian pangan melalui pemberdayaan petani dan nelayan, pemberian subsidi benih, alat pertanian modern, pupuk murah, serta revitalisasi irigasi dan embung di kawasan daratan dan kepulauan.
3. Program Kesehatan Gratis dan Responsif
Layanan kesehatan primer diperkuat dengan peningkatan fasilitas puskesmas, ketersediaan tenaga medis, dan pelayanan kesehatan gratis di daerah terpencil.
4. Pendidikan dan Beasiswa “Sultra Cerdas”
Beasiswa untuk siswa dan mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu telah disalurkan, termasuk kesempatan studi ke luar negeri. Pemerintah juga meningkatkan kualitas guru melalui pelatihan berbasis teknologi dan kurikulum adaptif.
KPJN-Sultra melihat semua program ini sebagai fondasi penting untuk mewujudkan Sultra Emas di masa depan.
“Apa yang dilakukan ASR-Hugua hari ini bukan sekadar program kerja, tapi meletakkan dasar transformasi. Harapan kami, keberanian ini terus dipertahankan. Sultra butuh pemimpin yang tidak takut menghadapi kepentingan besar yang merugikan rakyat,” tegas Dimas.
Selama 100 hari terakhir, ASR-Hugua juga aktif turun langsung ke desa-desa, mendengar keluh kesah warga, dan menyentuh langsung akar permasalahan. Pendekatan ini dinilai mampu membangun karakter pemerintahan yang lebih responsif dan merakyat.
Dengan semangat patriotisme, ketegasan, dan keberpihakan yang jelas terhadap masyarakat, pasangan ASR-Hugua dipercaya mampu mengawal transformasi nyata di Bumi Anoa. KPJN menilai arah pembangunan saat ini sudah menunjukkan wajah baru Sultra yang lebih progresif dan inklusif.
“Sultra Emas bukan lagi sekadar mimpi. Bersama kepemimpinan ASR-Hugua, harapan itu kini semakin nyata,” tutup KPJN-Sultra.