Kejuaraan Silat Anoa Championship Butuh Dukungan Lebih, ATC Ajak Pemerintah dan Swasta Ambil Bagian

Adam Malik, Ketua Anoa Training Camp Juga Ketua Panitia Anoa Champioship

SULTRAWINN.COM, KENDARI – Kejuaraan pencak silat Anoa Championship I yang digelar oleh Anoa Training Center (ATC) di Kendari sukses menarik perhatian pecinta olahraga bela diri di Sulawesi Tenggara. Namun, di balik suksesnya gelaran perdana ini, tersimpan harapan besar akan dukungan yang lebih luas dari pemerintah dan sektor swasta demi kelangsungan dan pengembangan ajang ini ke depan.

Ketua Panitia Anoa Championship I, Adam Malik, mengungkapkan bahwa seluruh rangkaian kejuaraan ini masih dijalankan secara mandiri oleh ATC dengan bantuan terbatas dari sponsor lokal, seperti CV UBP dan KONI Kota Kendari.

“Selama ini kami berinisiatif sendiri. Untuk pendanaan, kami dibantu oleh sponsor CV UBP dan KONI Kota Kendari. Tapi ke depan, agar bisa lebih besar dan lebih terarah, kami sangat membutuhkan dukungan dari pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota,” ujar Adam, Sabtu (31/5/2025).

ATC sendiri menargetkan Anoa Championship bisa digelar dua kali dalam setahun sebagai bagian dari program pembinaan atlet sejak usia dini, mulai dari tingkat TK hingga SMA. Namun, keterbatasan anggaran dan fasilitas menjadi kendala utama dalam merealisasikan target tersebut.

“Kalau tidak ada event, semangat atlet akan menurun. Kami ingin pembinaan ini tidak terputus, dari TK lanjut ke SD, SD ke SMP, dan seterusnya sampai mereka bisa berprestasi di tingkat nasional,” jelasnya

Tingginya antusiasme peserta pada Anoa Championship I bahkan membuat panitia harus membatasi jumlah pendaftar. Keterbatasan tempat dan perlengkapan menjadi alasan utama pembatasan tersebut.

“Peserta dari luar daerah seperti Ambon dan Jawa juga sudah menyatakan minatnya untuk ikut. Ini menunjukkan potensi besar, tapi kita belum mampu memfasilitasi secara maksimal. Dengan dukungan yang memadai, bukan tidak mungkin Anoa Championship bisa naik ke level nasional,” tambahnya

Sebagai mantan atlet pencak silat yang pernah meraih medali emas di PON XVII Kalimantan Timur pada 2008, Adam menegaskan bahwa ajang seperti ini bukan sekadar kompetisi, melainkan sarana penting untuk menjaring dan membina bibit-bibit atlet berprestasi dari Sultra.

Karena itu, ATC secara terbuka mengajak pemerintah daerah, BUMN, BUMD, dan sektor swasta untuk turut mendukung keberlangsungan kejuaraan ini. Bentuk dukungan bisa berupa sponsorship, penyediaan fasilitas dan hadiah pembinaan, hingga bantuan logistik dan teknis.

“Kami tidak menuntut banyak, tapi setidaknya ada perhatian. Kalau kita ingin anak-anak Sultra bisa jadi juara nasional bahkan internasional, pembinaannya harus dimulai dari sekarang, dari ajang-ajang lokal seperti ini,” tegasnya.

Adam juga menaruh harapan besar kepada Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sulawesi Tenggara. Ia menilai bahwa sebagai induk organisasi resmi pencak silat, IPSI seharusnya bisa menjadi motor penggerak pertama dalam pelaksanaan kejuaraan seperti Anoa Championship.

“Keinginan kami, IPSI Sultra bisa hadir dan menjadi pendorong utama dalam kegiatan ini. Sebab output dari Anoa Championship adalah melahirkan bibit-bibit atlet produktif sejak usia dini. Ini penting untuk keberlangsungan prestasi pencak silat Sultra ke depan,” ucapnya

Pencak silat bagi Adam adalah warisan budaya yang harus dijaga dan dikembangkan, sekaligus menjadi media pembinaan karakter dan disiplin generasi muda.

“Kami percaya, dengan konsistensi dan dukungan yang memadai, pencak silat bisa menjadi cabang olahraga unggulan di Sultra. Tapi tentu semuanya harus dimulai dari sekarang, dari komitmen bersama membangun sistem pembinaan yang berkelanjutan,” pungkas Adam.