SULTRAWINN.COM, KONAWE UTARA – Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) berupaya meningkatkan kapasitas dan produktivitas petani sawit swadaya melalui pelatihan budidaya kelapa sawit di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Pelatihan ini diadakan pada Sabtu, 2 November 2024, dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman petani mengenai praktik budidaya yang berkelanjutan.
Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) merupakan penghasil kelapa sawit terbesar ketiga di Sulawesi, dengan luas perkebunan sekitar 59 ribu hektar. Areal tersebut tersebar di sejumlah kabupaten, termasuk Konawe, Kolaka, dan Konawe Utara. Meski lahan perkebunan sawit terus bertambah, tantangan bagi petani kecil masih cukup besar, terutama terkait legalitas lahan, kualitas bibit, serta akses pasar dan infrastruktur.
Plt. Ketua SPKS Sultra, Arwan, menjelaskan bahwa SPKS memberikan pelatihan Good Agricultural Practice (GAP) untuk petani sawit di lima desa di Konawe Utara. Pelatihan ini melibatkan 100 peserta dan dilaksanakan bekerja sama dengan PT. Sultra Prima Lestari (SPL), PT. Tani Prima Makmur, serta Institut Pertanian STIPER (INSTIPER) Yogyakarta.
“Petani kami dibekali teori dan praktik langsung, mulai dari identifikasi hama dan penyakit, teknik pemupukan yang tepat, hingga cara panen sesuai standar. Dengan demikian, kami berharap petani dapat menerapkan GAP dalam pengelolaan sawitnya,” jelas Arwan.
Ketua Umum SPKS menambahkan, produktivitas rata-rata petani swadaya di Sultra saat ini masih di bawah 12 ton TBS per hektar per tahun, jauh dari target ideal 20 ton. Menurutnya, kendala utama adalah kurangnya pengetahuan dan penerapan pemupukan yang tepat. Melalui pelatihan ini, SPKS ingin mendorong petani untuk mengelola perkebunan sesuai GAP demi meningkatkan produktivitas.
“Pelatihan ini juga selaras dengan target pemerintah untuk meningkatkan produksi CPO, sejalan dengan program biodiesel B35 menuju B50, yang membutuhkan tambahan CPO hingga 6 juta ton setiap tahunnya. SPKS berharap dengan terus meningkatkan keterampilan petani, perkebunan sawit rakyat yang luasnya sekitar 6,9 juta hektar dapat menjadi tulang punggung program biodiesel nasional,” tutupnya.
Melalui inisiatif ini, SPKS berkomitmen untuk terus mendampingi petani sawit swadaya, memperbaiki pengelolaan lahan, dan menciptakan rantai pasok yang lebih berkelanjutan di sektor sawit.