SULTRAWINN.COM, KENDARI – Kritikan publik terhadap kinerja Bupati Buton Selatan (Busel), Muhammad Adios Putra, menuai tanggapan dari Dewan Pembina Lembaga Aliansi Pemuda dan Pelajar (AP2) Sulawesi Tenggara (Sultra), La Ode Hasanuddin Kansi.
Ia menilai kritik yang muncul di ruang publik bukanlah hambatan, melainkan motivasi bagi kepala daerah untuk membuktikan kinerja nyata.
“Kritikan publik itu justru menjadi nutrisi politik, bukan gangguan. Di era demokrasi, pemimpin harus siap dikritik. Tapi kita juga harus objektif. Bupati Busel ini baru dilantik. Beri dia ruang untuk bekerja dan membuktikan komitmennya,” ungkapnya saat ditemui di Kendari, Minggu (19/10/2025).
Hasanuddin menduga, sebagian kritik yang muncul tidak lepas dari dinamika politik lokal, termasuk potensi rivalitas menjelang kontestasi politik ke depan.
“Bukan rahasia lagi, ada gerakan yang terkesan ingin menjatuhkan Bupati. Ini bisa jadi bagian dari pergeseran politik di Buton Selatan, terutama terkait perebutan kekuasaan. Tapi jangan sampai ini mengganggu fokus pembangunan,” katanya.
Ia mengingatkan bahwa kepemimpinan Bupati Muhammad Adios Putra masih sangat baru. Oleh karena itu, perlu diberikan waktu yang proporsional untuk membuktikan kemampuan membangun daerah.
“Beliau baru saja dilantik. Kita semua ingin melihat perubahan dan hasil cepat, tapi pembangunan itu butuh proses. Mari beri kesempatan agar visi dan misinya bisa dijalankan dengan maksimal,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Hasanuddin juga menyinggung pentingnya menjaga stabilitas politik agar Buton Selatan tidak mengulangi dinamika masa lalu yang dinilai terlalu banyak konflik dan tarik-menarik kepentingan.
“Konstelasi politik jangan sampai terulang seperti yang lalu. Kita harus belajar dari masa lalu. Saat ini momentum untuk membangun, bukan saling menjatuhkan,” tegasnya.
Dengan demikian, Hasanuddin mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk pemuda dan pelajar, untuk bersinergi mendukung agenda pembangunan yang berpihak pada kepentingan rakyat.
“AP2 Sultra akan terus mengawal. Tapi kritik harus disertai solusi, bukan sekadar ingin menggoyang. Fokus kita adalah kemajuan Busel, bukan perebutan kursi semata,” tandasnya.